Memahami
Pengoperasian Pencatat Adegan
Proses Produksi Film dapat dikatakan sebagai sebuah system,
artinya antara komponen yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan dan
tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Kegagalan pada salah satu
proses akan menyebabkan sulitnya membuat film yang enak ditonton dan mempunyai
kesinambungan yang utuh. Proses produksi yang dimulai dari adanya suatu ide
yang kemudian dikembangkan dalam bentuk naskah dan akhirnya di visualisasikan
menjadi sebuah bentuk film yang kemudian harus di evaluasi untuk mengetahui
mutu dari film tersebut melibatkan orang – orang yang kompeten di bidangnya,
berdedikasi tinggi dan mempunyai kemampuan untuk bekerjasama dalam tim yang
baik.
Sebelum membuat cerita film, kita harus menentukan tujuan pembuatan film. Hanya sebagai hiburan, mengangkat fenomena, pembelajaran/pendidikan, dokumenter, ataukah menyampaikan pesan moral tertentu. Hal ini sangat perlu agar pembuatan film lebih terfokus, terarah dan sesuai. Mengembangkan naskah ke dalam program video siap pakai melalui tahapan-tahapannya : Tahap Pra Produksi, Tahap Produksi, Tahap Pasca Produksi. Dalam produksi film sangat erat kaitannya dengan kerabat kerja atau tim atau crew pelaksana pembuatan film dan deskripsi kerjanya masing-masing.
Sebelum membuat cerita film, kita harus menentukan tujuan pembuatan film. Hanya sebagai hiburan, mengangkat fenomena, pembelajaran/pendidikan, dokumenter, ataukah menyampaikan pesan moral tertentu. Hal ini sangat perlu agar pembuatan film lebih terfokus, terarah dan sesuai. Mengembangkan naskah ke dalam program video siap pakai melalui tahapan-tahapannya : Tahap Pra Produksi, Tahap Produksi, Tahap Pasca Produksi. Dalam produksi film sangat erat kaitannya dengan kerabat kerja atau tim atau crew pelaksana pembuatan film dan deskripsi kerjanya masing-masing.
Adapun salah satu contohnya :
Script Supervisor, Script Clerk atau Pencatat Adegan : Bertanggungjawab
untuk mencatat seluruh adegan dan pengambilan gambar yang diproduksi. termasuk
semua informasi yang diperlukan seperti durasi, arah gerakan, pengarahan mimik
wajah, penempatan aktor/aktris dan properti, serta gerakan fisik yang harus
disesuaikan aktor/aktris dalam semua cakupan yang berurutan untuk kemungkinan
pengambilan gambar ulang. Semua informasi ini dimasukkan dalam salinan naskah
milik supervisi naskah dan digunakan oleh editor ketika tahap editing. Dalam
salinan ini juga dimasukkan catatan dari sutradara untuk editor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar